Saturday, January 8, 2011

aku, hujan, kamu dan kita

Mungkin untuk kesekian kalinya aku mengatakan aku merindukanmu setelah kita berpisah

kamu tau itu berat untuk yang selama ini talah menitipkan hatiku padamu
Rasa sayangmu yang mampu buatku bertahan
Rasa sayangmu yang mampu meruntuhkan kerasnya hatiku

Cintamu
Layaknya hujan yang mampu membuat karang berlubang
Cintamu
Layaknya hujan yang meneduhkan teriknya matahari
Cintamu
Layaknya hujan yang mendinginkan pikiran yang panas
Cintamu
Layaknya hujan yang menentramkan jiwa yang lelah

Aku telah menitipkan sejuta rinduku padamu
Atau mungkin aku telah menitipkan seluruh rinduku padamu
Aku telah menitipkan sejuta sayangku padamu
Atau mungkin aku telah menitipkan seluruh sayangku padamu
Aku telah menitipkan sejuta cintaku padamu
Atau mungkin aku telah menitipkan seluruh sayangku padamu
Aku telah menitipkan sejuta jiwaku padamu
Atau mungkin aku telah menitipkan seluruh jiwaku padamu
Aku telah menitipkan sejuta hatiku padamu
Atau mungkin aku telag menitipkan seluruh hatiku padamu

Keputusanmu untuk kembali pergi dari rumah yang telah kita bangun adalah suatu tamparan keras untukku

Saat hujan datang, aku hanya berdiam mematung menatapnya meluncur dari langit
Saat hujan datang, aku berdiam di dalam rumah menunggumu pulang
Tapi....
Hingga sang hujan reda tak kunjung aku temukan sosok mu

lekaslah pulang karena aku takut sendirian ditengah hujan

No comments:

Post a Comment